KABAR BESUKI – Ekonom senior Rizal Ramli mengungkap pengalam dirinya yang pernah memerintah untuk melengserkan mantan Presiden RI kedua, Soeharto.
Rizal Ramli mengungkapkan pengalaman pribadinya saat memberikan perintah untuk menggulingkan Presiden Republik Indonesia, kemudian ditahan oleh Soeharto.
Rizal Ramli diundang oleh para petinggi Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang saat itu masih bernama ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia).
Saat itu tepatnya menjelang akhir tahun 1997, lebih tepatnya lagi pada bulan Oktober.
Acara tersebut berlangsung di Seskogab (Sekolah Staf Bagian Gabungan), Bandung ini mempertemukan sekitar 200 jenderal dan kolonel.
Sekitar waktu itu, acara dimulai dengan pernyataan Jenderal Sayudiman yang mengatakan bahwa ABRI akan terus mendukung kepemimpinan Soeharto meskipun krisis ekonomi.
“Pada bulan Oktober 1997 saya diundang untuk bicara di Sekogab di Bandung, pada waktu itu yang bicara pertama Jenderal Sayudiman. Dia bilang waktu itu Oktober 1997 Indonesia saat krisis, dia waktu itu bilang ‘tidak ada pilihan bagi ABRI, kecuali dukung Presiden Soeharto’,” tutur Rizal Ramli.
Kemudian, ketika giliran Rizal Ramli yang berbicara, dia menyatakan dengan lantang bahwa dia menentang Jenderal Sayudiman.
Ia mengumpamakan Indonesia sudah dalam keadaan pecah-pecah, jadi kalau ada yang memberi sedikit ‘tendangan’ Suharto pasti bisa mundur.
Sontak, para petinggi TNI terheran-heran dengan keberanian Rizal Ramli dalam mengungkap perumpamaan tersebut.
“Waktu saya break suruh staf saya untuk keliling ke meja makan satu per satu untuk menanyakan ke para jenderal dan kolonel yang hadir soal pernyataan Rizal Ramli. Mereka bilang bahwa ‘Pak Ramli gila, ini kan Soeharto masih berkuasa, kok dia bisa ngomong begitu di kandang singa’. ‘Tapi apa yang diomongin Pak Ramli benar’, ini kata-kata jenderal lho ya,” tutur Rizal Ramli.
Bahkan menurut penuturan Rizal Ramli, mayoritas petinggi TNI yang hadir saat itu setuju dengan pendapatnya.***