KABAR BESUKI – Akademisi Rocky Gerung menantang PDIP untuk hapuskan ketentuan Presidentian Threshold sampai nol persen, dari yang 20 persen.
Rocky Gerung telah menyindir PDIP dan partai-partai lain sebagai partai pengecut jika selalu menjaga ambang batas presiden tetap tinggi.
Sosok yang merupakan pengamat politik itu, menantang PDIP untuk menghapuskan presidential threshold dari 20 persen, hingga mencapai 0 persen.
Rocky Gerung menyebut partai-partai pengecut karena berusaha membatasi kesempatan orang-orang berkepribadian menjadi capres, dengan menetapkan ambang batas capres.
Sebelumnya, tuntutan untuk menghapuskan presidential threshold digaungkan oleh kaum milenial.
Menurut Rocky Gerung, beberapa dari kalangan itu sudah mengetahui modus operandi dari rencana Presidential Threshold.
Baca Juga: UPDATE Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang: Mulyana Curigai Yoris, Yosef dan Mimin Sebagai Pelaku
Oleh karena itu, dia ragu, bahkan kaum milenial pun menyerukan untuk dihapuskan presidential threshold.
“Calon PDIP itu pasti kalah. Kalo dia berani kan konfrensi pers saja ‘oke kami partai yang kuat, kami tahu legitimasinya besar karena itu kami di-nol kan pun bersedia untuk bertarung’. Jadi secara etis ini partai-partai yang pengecut, besar doang tapi gak berani tarung,” tutur Rocky Gerung.
Rocky Gerung mengatakan partai politik yang mempertahankan ketentuan ambang batas presiden otomatis menunjukkan mereka takut bertarung.
Rocky Gerung juga yakin masih banyak tokoh yang ingin bersaing memperebutkan capres.
Namun Rocky Gerung menilai bahwa hal itu terkendala dengan pemberian ambang batas presiden.
Sebagai komitmen memperjuangkan ruang terbuka dalam demokrasi, Rocky Gerung cukup siap menjadi saksi ahli di MK agar Presidential Threshold diatur ulang.***