Oling River Food Banyuwangi Gelar Festival Kuliner, Pagelaran di Sepanjang Dam Sungai Bak Negeri Dongeng

- 7 April 2021, 15:46 WIB
Foto: Destinasi wisata Oling River Food.
Foto: Destinasi wisata Oling River Food. /Dicky S//Instagram/@olingriverfood

“Menjaga sumber mata air itu penting karena ketika hulu diurus dengan sembrono maka akan merusak budidaya perikanan. Mari kita bekerjasama dengan stakeholder terkait untuk menanam pohon terutama di daerah-daerah tepian sungai yang tidak produktif. Terkait budidaya, kalau airnya tidak memadai maka itu akan nihil. Kita bisa bicara kemajuan teknologi pertanian, tapi kalau air untuk kebutuhan pertanian tidak ada maka itu juga bohong,” kata Sugirah.

Baca Juga: Banyuwangi Menambah Prestasi dengan Sabet Dua Penghargaan dari Pemprov Jatim

Baca Juga: Tersangka Pengadaan Lahan di Cipayung Adalah Dirut Sarana Jaya

Baca Juga: Ruang Isolasi Wisma Karantina Bangka Belitung Penuh, Kasus Positif COVID-19 Melonjak Drastis

Selain itu, kata Sugirah, kita mempunyai potensi yang besar tapi juga harus diimbangi pembangunan sumber daya manusia yang memadai. “Ketika ada potensi ikan oling atau apapun kalau tidak dibarengi dengan SDM yang unggul maka itu tidak akan bisa berkelanjutan dan berkembang dengan baik. Ini tugas kita bersama mencetak generasi pembudidaya ikan yang baik,” katanya.

Plt Kepala Dinas PU Pengairan Banyuwangi Guntur Priambodo mengatakan bahwa Dam Limo mengaliri 6.422 ha sawah di dua kecamatan yaitu Tegaldlimo dan Purwoharjo, Dam ini dibangun sejak zaman Belanda pada tahun 1925. 

“Dinas PU Pengairan mengembangkan beberapa aset infrastrukturnya sebagai destinasi wisata, Dam Limo salah satu yang kami pilih karena letaknya strategis sebagai titik tengah-tengah ketika orang dari bandara mau ke Alas Purwo. Tentu hal ini berperan dalam rangka promosi diplomasi terhadap Geopark Nasional Alas Purwo menjadi internasional yang sedang kami promosikan ke badan internasional,” imbuh Guntur.

Baca Juga: Lahirkan Anak Pertama Kondisi Prematur, Audi Marissa Ceritakan Kondisi Sang Buah Hati

Makanan yang khas di sini, kata Guntur, adalah ungkep oling gulung kuming (pepesan sidat). "Kalau di Jepang ada masakan unagi, tapi di sini sudah disesuaikan dengan lidah orang Tegaldlimo sehingga rasanya luar biasa," kata Guntur. 

Sri Wahyuni, salah satu pemilik lapak kuliner oling mengaku satu porsi ungkep oling gulung koming cukup dengan 35 ribu rupiah sudah termasuk nasi, lalapan dan sambal. "Kami sudah ambil irisan setelah dipotong-potong lalu dimasukkan ke air hangat sebentar kemudian dipepes dan diungkep memakai serundeng laos," jelasnya.

Halaman:

Editor: Yayang Hardita

Sumber: banyuwangikab.go.id


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x