Cegah Angka Pernikahan Dini di Banyuwangi, 200 Pelajar Didapuk Sebagai Duta Pencegahan Perkawinan Anak

- 5 Mei 2021, 15:01 WIB
Pengukuhan Duta Cegah Perkawinan Anak./Instagram/@ipukfdani
Pengukuhan Duta Cegah Perkawinan Anak./Instagram/@ipukfdani /dicky/

KABAR BESUKI - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menggalang gerakan mencegah perkawinan usia anak. Sebanyak 200 pelajar dikukuhkan sebagai “Duta Cegah Perkawinan Anak”.

Pengukuhan dilakukan Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Pribudiarta Nur Sitepu, bersama Ipuk di SMP 1 Glagah, Banyuwangi, Selasa, 4 Mei 2021. Sebanyak 40 duta mengikuti langsung acara pengukuhan, sementara 160 duta lainnya mengikuti secara daring.

Dilansir Kabar Besuki dari laman resmi Kabupaten Banyuwangi, para duta dari perwakilan pelajar SMP dan SMA itu telah mengikuti pelatihan dengan narasumber lintas sektor, mulai Kementerian Agama, Dinas Kesehatan, hingga Dinas Pendidikan. Berbagai dampak buruk perkawinan anak dibeberkan, seperti bisa membahayakan persalinan, risiko anak stunting, kekerasan dalam rumah tangga, hingga putus sekolah.

Baca Juga: Hamil Bareng Nagita Slavina dan Paula Verhouven, Lucinta Luna Ingin Besanan dengan Salah Satunya

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menjelaskan, perkawinan usia anak (sebelum 19 tahun) masih cukup tinggi di Indonesia. Di Banyuwangi, pada 2020 terdapat sekitar 763 izin dispensasi perkawinan anak.

“Meski di Banyuwangi angkanya tidak termasuk terbesar secara nasional, tetap perlu terus kita gaungkan edukasi cegah perkawinan anak,” ujarnya.

Sesuai UU Nomor 16/2009 tentang Perkawinan, batas usia perkawinan bagi perempuan dan laki-laki adalah 19 tahun. Jika kurang dari 19 tahun, maka harus mengajukan dispensasi nikah di Pengadilan.

Baca Juga: Cegah Keriput, Mengonsumi 5 Makanan Ini Dipercaya Bisa Atasi Penuaan dan Bikin Kulit Awet Muda

Ipuk mengatakan, para duta tersebut bertugas menggaungkan edukasi pencegahan perkawinan anak kepada lingkungan sekitarnya.

“Sengaja saya libatkan anak muda menjadi duta, karena kalau curhat dan ngobrol sesama teman sebaya kan enak, lebih efektif daripada kita bikin seminar-seminar yang terkesan satu arah menceramahi,” imbuh Ipuk.

Sementara itu, Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Pribudiarta Nur Sitepu, mengajak para pelajar yang menjadi duta untuk intensif menyosialisasikan upaya pencegahan pernikahan usia dini.

Baca Juga: Jangan Sampai Tertelan! Biji Apel Ternyata Memiliki Kandungan Racun Sianida

Pribudiarta mengapresiasi langkah Banyuwangi mencegah perkawinan anak. “Ini inovasi Banyuwangi, ada duta cegah perkawinan anak. Ini bagus,” ujarnya.

Pribudiarta menjelaskan, pernikahan di usia dini akan berdampak pada kualitas hidup pasangan tersebut kelak. Dia menyebut  perkawinan anak akan menurunkan kualitas hidup seseorang, karena menggangu masa tumbuh kembang anak yang belum dewasa.

"Maka penangannnya harus bersama-sama. Saya salut di Banyuwangi anak mudanya bergerak bersama, sebagai dutanya,” tuturnya.

Baca Juga: 7 Manfaat Menulis Tangan, Salah Satunya Meningkatkan Kreativitas dan Bisa Mengurangi Stres

Bupati Ipuk menambahkan, pembentukan duta cegah perkawinan anak tersebut untuk mendukung program Ruang Rindu (Ruang Pemberdayaan dan Perlindungan Ibu-Anak) yang telah diresmikan Menteri PPPA, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, pada 21 April 2021.

Program Ruang Rindu merupakan inovasi yang menghadirkan penanganan perempuan dan anak korban kekerasan dari hulu ke hilir. “Termasuk kita ingin mengurangi perkawinan anak, sebagai upaya perlindungan anak dari dampak buruknya,” pungkasnya.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: banyuwangikab.go.id


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x