Rocky Gerung Sebut Isu Amandemen UUD 1945 Sarat Kepentingan Investor: Sangat Pragmatis, Bukan Substantif

- 11 September 2021, 11:09 WIB
Rocky Gerung Sebut Isu Amandemen UUD 1945 Sarat Kepentingan Investor: Sangat Pragmatis, Bukan Substantif
Rocky Gerung Sebut Isu Amandemen UUD 1945 Sarat Kepentingan Investor: Sangat Pragmatis, Bukan Substantif /Rocky Gerung/Tangkap Layar YouTube.com/Rocky Gerung Official

KABAR BESUKI - Pengamat politik Rocky Gerung menyebut isu amandemen UUD 1945 sarat kepentingan investor dan sangat pragmatis serta tidak substantif.

Rocky Gerung berpendapat, lamanya masa jabatan Presiden Jokowi sangat mempengaruhi nasib investor yang telah banyak menanamkan investasinya di berbagai sektor, sehingga amandemen UUD 1945 seolah menjadi sesuatu yang krusial.

"Mereka yang sudah investasi lama dan banyak pada rezim ini merasa berbahaya kalau investasinya gak balik. Kalau gak diperpanjang masa eksplorasinya atau masa eksploitasinya tuh. Dengan kata lain Presiden Jokowi harus terus dirawat karena hanya itu tumpangannya tuh," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Sabtu, 11 September 2021.

Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Wacana Presiden Tiga Periode Digerakkan Oleh Akun Bot: Supaya Dia Headline Terus

Menurut Rocky Gerung, isu amandemen UUD 1945 merupakan isu yang sangat pragmatis dan tidak substantif.

Karena itulah, Rocky Gerung menyarankan agar pers tidak membaca isu amandemen UUD 1945 dengan serius.

"Jadi terlihat bahwa sebetulnya isu amandemen ini adalah isu yang sangat pragmatis, bukan isu yang substantif. Dan pers musti juga diajarin untuk membaca bahwa isu ini adalah isu mainan, isu buatan, isu drama-dramaan tuh. Jangan pers menganggap isu ini serius dan harus dibaca secara serius juga," ujarnya.

Baca Juga: Ketum PAN Bocorkan Rapat Koalisi Ternyata Bahas Amandemen UUD, Rocky Gerung: Persiapan untuk Menipu Rakyat

Rocky Gerung mengatakan, pers seharusnya berupaya agar isu amandemen UUD 1945 dibatalkan oleh pemerintah maupun MPR.

Sebab menurut dia, pers merupakan pilar keempat demokrasi dan berperan penting untuk merawatnya.

"Mestinya pers berupaya untuk membatalkan isu ini, karena pers mempunyai kepentingan untuk merawat demokrasi. Kan pers adalah pilar keempat demokrasi, kalo pers ikut-ikutan soal beginian fungsinya hilang juga," katanya.

Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Ada Kepentingan Oligarki di Balik Wacana Presiden Tiga Periode: Kesepakatan Diam-diam

Rocky Gerung menganalogikan isu amandemen UUD 1945 yang dihembuskan pemerintah bersama MPR seperti lilin yang nyaris mati namun tiba-tiba menyala kembali meski sumbunya telah habis.

Maksud dari analogi tersebut adalah isu amandemen UUD 1945 yang tidak substantif dan sangat pragmatis didorong agar memperoleh banyak dukungan disertai kucuran dana melimpah dari para oligarki atau investor besar agar terus menjadi headline.

"Kita sebetulnya tau ini ujung dari semacam lilin yang mau mati tiba-tiba nyalanya gede-gede tuh padahal sumbunya udah habis. Nah ini yang terjadi sekarang, isu yang didorong-dorong ini kemudian dimanipulasi sedemikian secara statistik, lalu diguyur oleh oligarki dengan dana berlebih atau lilinnya dikipas terus supaya tetap nyala," ujar dia.

Baca Juga: Elektabilitas Jokowi-Prabowo Masih Tertinggi untuk Pilpres 2024, Mungkinkah Wacana Tiga Periode Terealisasi?

Rocky Gerung juga menganalogikan lamanya lilin menyala tergantung pada kekuatan sumbunya terkait isu amandemen UUD 1945.

Artinya, isu amandemen UUD 1945 yang disinyalir didalangi sarat kepentingan para investor diperkirakan akan sia-sia jika tak didukung oleh rakyat.

"Padahal lilin itu tergantung pada sumbu. Rakyat sumbunya udah putus ngapain dikipas-kipas lagi?," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Rocky Gerung Official


Tags

Terkini