Padahal menurut Rocky Gerung, diorama G30S PKI memiliki nilai sejarah yang seharusnya dirawat sebaik mungkin.
"Tapi kalau pragmatisme yang ada di kalkulasi Pangkostrad (Pak Dudung), maka kita anggap bahwa kalau begitu Pak Dudung nggak mengerti apa yang disebut historical event yang sebetulnya harus dia rawat," katanya.
Rocky Gerung mengatakan bahwa sesungguhnya bernegosiasi dengan AY Nasution bukan hal yang sulit bagi Dudung.
Menurutnya, jika negosiasi lancar akan membuat AY Nasution yakin dengan ide yang disampaikan dudung.
"Apa susahnya negosiasi dengan Pak Nasution? Sangat mungkin Pak Nasution dengan lega mengatakan 'Oke kalau begitu saya tambahkan sumbangan saya, supaya diperluas koleksinya', lalu Pak Nasution jadi ketua untuk memperbanyak koleksi (diorama) masalah-masalah di sekitar G30S PKI," ujar dia.
Rocky Gerung juga mengungkapkan, diorama G30S PKI di Museum Kostrad juga merupakan aset negara yang dapat digunakan oleh para sejarawan untuk keperluan penelitian.
Sebab, sejarawan memiliki beragam versinya masing-masing dalam menafsirkan tragedi G30S PKI.
"Sehingga nanti justru sejarawan punya bahan perbandingan, kan sejarawan kita terbelah sebetulnya antara sejarawan yang bermarkas di Museum Sejarah ABRI yang punya versi tertentu terhadap G30S PKI dan sejarawan yang secara kritis melihat bahwa 'Ada sesuatu yang belum nyambung di situ'," tuturnya.***