“Saat itu Pak Sarwo mengatakan dibantu oleh KKO untuk mengamankan DPR RI dan RRI, sehingga Pak Sarwo Edhie bisa ke lubang buaya untuk mencari tempat di kuburnya para pahlawan revolusi,” tutur Gatot Nurmantyo.
Melalui cerita yang tergambar dalam diorama yang kini telah dicopot, Gatot Nurmantyo melihat pentingnya semua pihak untuk mengakui peran Mayjen Kostrad Soeharto, Panglima RPKAD Kolonel Sarwo Edhi dan mantan Panglima TNI AD, Jenderal AH Nasution, yang menentang G30S PKI.
“Peran Kostrad, peran Pak Soeharto, peran Resimen Paraku dengan Pak Sarwo Edhie, dan peran Jendal AH Nasution serta peran KKO, jelas akan dihapuskan. Dan itu sekarang tidak ada, bersih. Ini berarti, sudah ada penyusupan di dalam tubuh TNI,” tutur Gatot Nurmantyo.***