Peringatan Maulid Nabi, Begini Filosofi Tradisi Endog-endogan di Banyuwangi

- 8 Oktober 2021, 11:00 WIB
tangkap layar Peringatan Maulid Nabi, Begini Filosofi Tradisi Endog-endogan di Banyuwangi/
tangkap layar Peringatan Maulid Nabi, Begini Filosofi Tradisi Endog-endogan di Banyuwangi/ //Banyuwangi Ethnic/YouTube

KABAR BESUKI - Maulid Nabi merupakan salah satu peringatan atas kelahiran Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam (SAW) yang dilaksanakan oleh sebagian besar Umat Muslim, khususnya di Indonesia.
 
Berbeda tempat, ternyata berbeda pula cara merayakan Maulid Nabi SAW.
 
Salah satunya di Kabupaten Banyuwangi, di daerah ini terdapat sebuah tradisi yang dilaksanakan untuk peringatan Maulid Nabi, yakni Tradisi Endog-endogan.
 
 
Istilah 'Endog' berasal dari Bahasa Jawa yang berarti telur.
 
Perayaan Endog-endogan ini biasanya berupa rangkaian doa dan pawai hiasan pohon yang sudah dihiasi dengan telur.
 
Biasanya telur dimasak kemudian dihias dengan menambahkan bunga yang terbuat dari kertas atau dengan jenis bentuk hiasan lainnya.
 
 
Pohon yang dihias untuk tradisi ini biasanya menggunakan batang pohon pisang.
 
Telur yang sudah dihias kemudian ditancapkan menggunakan bambu hias ke batang pohon pisang atau diikatkan dengan tali.
 
Pohon pisang yang dipakai juga terlebih dahulu dihias dengan pernak-pernik yang meriah.
 
Acara tersebut biasanya diawali dengan pembacaan sholawat dan doa, lalu dilanjutkan dengan pawai keliling kampung.
 
 
Lalu apa makna sebenarnya tradisi Endog-endogan ini? Dan apa filosofi di dalamnya?
 
Menurut infomasi yang dilansir Kabar Besuki dari YouTube Osing creator, tradisi Endog-endogan mempunyai makna dan filosofi yang cukup mendalam.
 
Telur mempunyai tiga komponen yang tidak terpisahkan, yaitu bagian cangkang, putih telur dan kuning telur.
 
Cangkang telur atau kulit telur mempunyai makna sebagai lambang keislaman atau identitas seorang muslim.
 
 
Sedangkan putih telur berarti sebagai lambang dari keimanan yang suci.
 
Lalu untuk kuning telur berarti sebagai lambang seorang muslim.
 
Ketiga makna tersebut dapat dikumpulkan menjadi Islam, Iman dan Ihsan.
 
Tiga filosofi inilah menjadi alasan sebuah telur digunakan menjadi salah satu cara merayakan Maulid Nabi SAW.
 
 
Setelah pawai Endog-endogan dilaksanakan, biasanya telur-telur yang sudah dihias tersebut dibagikan dan dikonsumsi, sebagai bentuk mengharapkan berkah dari peringatan Maulid Nabi tersebut.
 
Tak hanya dilaksanakan di jalan raya, tradisi ini juga dilaksanakan di dalam masjid, surau atau Mushola , meski tidak harus dengan pawai atau keliling kampung.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: YouTube OSING Creator


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x