Rocky Gerung Ngaku Tak Temukan Hal Positif dari Jokowi dan Skakmat Arya Sinulingga Terkait Proyek Kereta Cepat

- 30 Oktober 2021, 08:30 WIB
Rocky Gerung Ngaku Tak Temukan Hal Positif dari Jokowi dan Skakmat Arya Sinulingga Terkait Proyek Kereta Cepat
Rocky Gerung Ngaku Tak Temukan Hal Positif dari Jokowi dan Skakmat Arya Sinulingga Terkait Proyek Kereta Cepat /Kolase Foto Instagram.com/@rocky_gerung_official/@arya.m.sinulingga

KABAR BESUKI - Akademisi Rocky Gerung mengaku tak temukan hal positif dari Jokowi dan skakmat Arya Sinulingga terkait proyek kereta cepat.

Rocky Gerung mengaku penasaran dengan hal yang akan terjadi pasca Jokowi lengser dari jabatannya sebagai Presiden RI.

Dia juga menganggap tak penting untuk mencari-cari hal positif dari Jokowi karena cepat atau lambat akan segera mengakhiri masa jabatannya.

"Saya mau lihat, pasca Jokowi apa yang akan terjadi tuh? Kita masih ada di dalam suasana untuk mencari-cari hal yang positif dari Pak Jokowi, itu nggak penting lagi sebetulnya, karena toh dia akan berakhir," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Indonesia Lawyers Club pada Jumat, 29 Oktober 2021.

Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Rakyat Tak Butuh Jokowi Lagi: Belum Bisa Diganti, Ditenangkan Dulu Biar Gak Tampil-tampil

Rocky Gerung membayangkan, Jokowi akan meninggalkan setumpuk hutang dengan nilai fantastis ketika lengser dari jabatannya sebagai Presiden RI.

Bahkan, dia juga menilai Jokowi akan mewariskan kekacauan koordinasi kebudayaan dengan semakin meningkatnya intoleransi yang diduga dipicu oleh ulah orang-orang di dalam pemerintahan itu sendiri.

"Sekarang kita bayangkan beban apa yang akan ditinggalkan oleh Pak Jokowi? Hutang, kekacauan koordinasi kebudayaan yang kita sebut dengan toleration gak jalan, kita mau bandingkan Jokowi dengan siapa tuh?," ujarnya.

Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Desakan Presiden Jokowi Mundur Semakin Kuat dan Bicara Pengaruh Habib Rizieq di 2024

Rocky Gerung kemudian juga memberikan skakmat terhadap pernyataan Arya Sinulingga terkait proyek kereta cepat.

Dia mengatakan, narasi business to business dalam proyek kereta cepat yang diteken Pemerintah Indonesia dengan China tidaklah penting karena dinilai tak memiliki skala ekonomi yang dapat dipertanggungjawabkan.

Bahkan, dia juga mempertanyakan alasan Arya Sinulingga yang mengaku ingin belajar politik China di balik proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang digenjot oleh Presiden Jokowi.

"Apa pentingnya ucapan business to business terhadap hal yang secara kalkulasinya nggak mungkin punya skala ekonomi kereta cepat itu? Apalagi kalau Anda (Arya Sinulingga) sebut bahwa 'Ya saya belajar tentang politik China'," katanya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Disebut Terjebak 'Pinjol' Kereta Cepat, Rocky Gerung: Ini Adalah Penipuan

Rocky Gerung menilai, China berupaya menggunakan segala cara demi mengokohkan hegemoni komunisme gaya baru, termasuk dengan menggabungkan gaya otoritarianisme dengan kapitalisme.

Dia mengatakan, proyek kereta cepat merupakan salah satu contoh upaya China untuk memperkokoh komunisme gaya baru di dunia internasional.

"China itu berupaya untuk menghasilkan new communism dengan menggabung antara otoritarianism dengan capitalism. Jadi nggak ada bisnis yang otonom dengan pemerintah China itu, karena memang filosofinya begitu," ujar dia.

Atas dasar tersebut, Rocky Gerung menilai 'tesis' Arya Sinulingga terkait proyek kereta cepat dinyatakan gagal, karena Arya Sinulingga hanya memandang sebuah isu dari permukaan saja.

"Jadi tesis Anda bahwa business to business itu fail, gagal itu. Kalau kita baca tadi dari atas, yang Anda terangkan tadi semua adalah pohon-pohon, bukan hutan. Anda nggak akan bisa melihat hutan, kalau hanya melihat pohon-pohon," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Indonesia Lawyers Club


Tags

Terkait

Terkini

x