KABAR BESUKI – Sosok Kiai NU Syamsul Maarif, sebut alumni 212 bisa saja menjadi Presiden dengan membentuk sebuah Partai ketimbang menggelar reuni yang diadakan besok.
Syamsul Maarif secara pribadi meminta warga Nahdliyin untuk tidak menghadiri pertemuan 212 tahun ini.
Dikarenakan menurutnya, untuk situasi saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19.
Syamsul Maarif khawatir kerumunan 212 orang itu akan melanggar protokol kesehatan.
Selain itu, Syamsul Maarif juga menyampaikan bahwa alumni 212 bisa menjadi presiden asalkan partai 212 sudah terbentuk.
Syamsul Maarif juga menuntut berhenti menggunakan gerakan 212 sebagai alat politik.
Baca Juga: Epidemolog Dicky Budiman Sebut Varian Omicron 500 Persen Lebih Menular Dibanding Delta
Menurutnya, sebaiknya dibentuk 212 parpol, agar lebih jelas tujuannya.
“Kalo mau berkuasa, berpolitiklah yang baik dengan matang. Kalo bisa buat saja Partai 212 Insya Allah kalo menang Pemilu, alumni 212 bisa menjadi presiden nanti. Jangan terus menerus menggunakan gerakan massa,” tutur Syamsul Maarif.
Daripada menghadiri reuni 212, Syamsul Maarif mengatakan lebih baik warga NU di Jakarta melakukan kegiatan lain yang jelas lebih bermanfaat.
Syamsul Maarif mengatakan acara reuni 212 sudah kehilangan momentum.
Ia mengingatkan gerakan 212 bahwa hasratnya adalah mencari penguasa Islam di Jakarta, yang kini terwujud dengan munculnya Gubernur Anies Baswedan.
Pesan yang disampaikan Syamsul Maarif ini berdasarkan pengamatannya terhadap gerakan 212, dikarenakan semakin banyak dijadikan alat politik.***