Rocky Gerung Sebut Isu Penjualan Bandara Kualanamu Bisa Memperlemah Kedudukan BUMN dalam Perekonomian Negara

- 19 Desember 2021, 09:33 WIB
Rocky Gerung Sebut Isu Penjualan Bandara Kualanamu Bisa Memperlemah Kedudukan BUMN dalam Perekonomian Negara.
Rocky Gerung Sebut Isu Penjualan Bandara Kualanamu Bisa Memperlemah Kedudukan BUMN dalam Perekonomian Negara. /AP II

KABAR BESUKI - Pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung angkat bicara mengenai isu penjualan Bandara Kualanamu yang belakangan ini beredar.

Rocky Gerung mempertanyakan motif di balik wacana penjualan Bandara Kualanamu sebagaimana isu yang belakangan ini beredar.

Rocky Gerung menyebut bahwa isu penjualan Bandara Kualanamu yang bekalangan ini beredar bisa memperlemah kedudukan BUMN dalam perekonomian negara.

Baca Juga: Pemalsuan Rapid Test Antigen Bekas di Kualanamu Dilakukan Sejak Desember 2020, Tersangka Raup Ratusan Juta

Rocky Gerung menilai, penjualan aset negara termasuk Bandara Kualanamu yang diisukan akan segera dijual seolah-olah merupakan cara khas Presiden Jokowi dan Kementerian BUMN ketika menyikapi investasi yang dinilai merugi.

Mantan pengajar sekaligus alumni dari Universitas Indonesia (UI) itu menilai bahwa pemerintah seolah tak mempunyai jalan selain menjual aset-aset negara termasuk Bandara Kualanamu.

Dia juga menilai bahwa saat ini BUMN seolah kehilangan fungsi primernya dan menilai pemerintah seolah tak memahami konsep dari keadilan sosial.

"Ini pola khas Presiden Jokowi dan Menteri BUMN yang menganggap bahwa BUMN itu kalau ada penugasan oke, kalau rugi ya dijual aja tuh. Jadi fungsi-fungsi primer BUMN sebagai buffer dari keadilan sosial itu dia nggak mengerti kan?," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Refly Harun pada Minggu, 19 Desember 2021.

Baca Juga: Dirut Kimia Farma Minta Polisi Usut Karyawan yang Gunakan Alat Rapid Test Antigen Bekas di Bandara Kualanamu

Rocky Gerung kemudian menjelaskan bahwa korporasi, BUMN, dan koperasi memiliki fungsinya masing-masing dalam perekonomian negara.

"Kan konstruksi kita membagi, ada yang bagian akumulasi namanya korporasi, ada yang bagian mendistribusi kekayaan itu namanya negara melalui BUMN, dan ada yang harus diproteksi dalam keadaan apapun yaitu koperasi," ujarnya.

Akan tetapi, dia menilai bahwa saat ini justru terjadi tumpang tindih fungsi atau disfungsi dari ketiganya.

Bahkan kata dia, korporasi dan koperasi seolah-olah hanya dapat hidup ketika ada proyek dari BUMN atau dengan cara 'menguras' keuangan BUMN.

"Yang terjadi sekarang, korporasi itu baru hidup kalau dapat proyek dari BUMN. Koperasi itu juga baru eksis kalau dianggap diasuh oleh BUMN," katanya.

Baca Juga: Ini Solusi Rocky Gerung Agar BUMN Tak Bangkrut: Percepat Pemilu, Supaya Erick Thohir atau Ganjar Jadi Presiden

Rocky Gerung kemudian menegaskan pentingnya pertanggungjawaban manajemen ketika sebuah BUMN maupun aset di dalamnya merugi, sebelum pemerintah mengambil langkah untuk menjualnya atau melakukan divestasi.

Menurutnya, kegagalan manajemen dalam menjaga kinerja BUMN harus menjadi evaluasi terlebih dahulu apabila BUMN dan/atau asetnya menderita kerugian.

"Jadi poin kita balik kepada semacam etatisme tuh, nggak ada soal kalau etatisme. Tapi kalau dia rugi, dia mesti pertanggungjawabkan itu sebagai kegagalan manajemen dulu tuh, bukan dengan cara langsung divestasi dengan segala macam keterangan," ujar dia.

Sebaliknya, Rocky Gerung berpendapat bahwa wacana penjualan Bandara Kualanamu sebagaimana isu yang beredar bisa menghilangkan kedudukan BUMN dalam perekonomian negara, meski masih diakui eksistensinya dalam konstitusi.

"Jadi kalau Kualanamu itu dilakukan (dijual), kedudukan BUMN itu hilang walaupun namanya masih ada di dalam konstitusi kan?," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Terkait

Terkini