KABAR BESUKI – Sosok dosen UNJ Ubedilah Badrun mengaku berpegang teguh sabda Rasulullah SAW saat dirinya berani melaporkan Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep ke KPK.
Ubedilah Badrun mendadak menjadi perbincangan hangat usai melaporkan dua putra Presiden Jokowi Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep dalam kasus dugaan korupsi dan pencucian uang (TPPU).
Ubedilah Badrun dalam keterangannya meyakini sejumlah kesimpulan terkait kekhasan perusahaan yang dipimpin Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep itu.
Ubedilah Badrun menduga Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep terlibat dalam KKN dalam menjalin hubungan bisnis perusahaan mereka.
Sosok dosen di UNJ itu menjelaskan, kasus dugaan korupsi itu terjadi pada tahun 2015.
Menurut Ubedilah Badrun, berawal dari putusan pengadilan yang melibatkan perusahaan bernama PT SM.
Atas pelanggaran kebakaran hutan, Mahkamah Agung memutuskan perusahaan merusak hutan senilai tujuh koma triliun rupiah.
Baca Juga: Rumor Risma dan Gibran Maju Jadi Gubernur DKI Jakarta Mencuat, Aria Bima: Saya Kira Wajar Saja
Namun, Ubedilah Badrun mengaku terkejut mengetahui bahwa mereka hanya didenda puluhan miliar.
Ubedilah Badrun membeberkan alasannya berani turun tangan untuk menyuarakan kebenaran dan melawan tindakan sewenang-wenang sejumlah pihak.
Seperti yang diajarkan orang tuanya, Ubedilah Badrun tetap memegang teguh prinsip dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW tentang sebaik-baik manusia mengabdi kepada banyak orang.
Inilah sabda Nabi Muhammad SAW yang dipegang Ubedilah Badrun hingga saat ini.
"Yang membuat saya masuk ke ranah ini, dulu saya diajarkan oleh orang tua satu prinsip penting bahwa ikuti sabda Rasulullah. Saya seorang muslim yang pernah belajar agama Islam pernah mengatakan 'khoirunnas anfauhum linnas' sebaik-baik manusia adalah memberi manfaat untuk orang banyak," tutur Ubedilah Badrun.
Prinsip ini juga menyentuh hati Ubedilah Badrun ketika melihat praktik yang menyakiti banyak orang.***