KABAR BESUKI – Akademisi Rocky Gerung mengajak rakyat untuk menunggu wangsit dari langit yang memperlihatkan tanda-tanda lengsernya kekuasaan Presiden Joko Widodo.
Rocky Gerung mengkritik gerakan buzzer yang belakangan ini menyerang Ubedilah Badrun.
Rocky Gerung menilai, itu berarti masyarakat bisa melihat dengan jelas masa depan dan kejahatan yang tidak bisa lagi disembunyikan oleh penguasa.
Seperti diketahui, Ubedilah Badrun sosok dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang melaporkan dua putra Presiden Jokowi ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Rocky Gerung mengaku kaget dengan fenomena belakangan ini dimana buzzer justru menyerang pemikiran kritis Ubedilah Badrun.
Menurut sosok pengamat politik itu, mereka yang tidak mendukung Ubedilah Badrun untuk berpikir jernih layak disebut buta.
“Fungsi Ubed sebagai kritis sosial itu dia gak paham kedukan Ubed sebagai orang bermutu itu juga tak dilihat, orang-orang ini buta pikiran. Jadi memang ada penyadaran baru bahwa kekuasaan itu terlalu dungu untuk dipertahankan gampangnya begitu,” tutur Rocky Gerung.
Namun, sejumlah pihak, terutama akademisi dan aktivis, belakangan mendukung gerakan Ubedilah Badrun.
Menurut Rocky Gerung, dari situ ada kesadaran bahwa kekuatan saat ini terlalu bodoh untuk dipertahankan.
Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Istana Kini Sudah 'Retak': Buruk Bagi Penegakan Hukum, Tapi Bagi Saya Itu Bagus
Selain itu, pihak berwenang juga tidak mampu menyembunyikan keburukan karena banyak orang yang sudah menganggap diri mereka sebagai revolusioner melihat ke masa depan.
Rocky Gerung juga mengajak rakyat untuk menunggu wangsit alias dan tanda primbon budaya yang menunjukkan jatuhnya Jokowi dari kekuasaan dalam menghadapi kasus yang menimpa kedua anaknya.
“Pak Jokowi harusnya paham bahwa cahaya yang ada di langit sudah gak bakal jatuh lagi di istana, dan akan jatuh ke orang lain. Jadi kita tunggu wangsit-wangsit, primbon-primbon kultural yang memperlihatkan bahwa tanda- tanda sedang bergerak menuju akhir,” tutur Rocky Gerung.***