Lebih lanjut, Rocky Gerung kembali menyoroti soal 'big data' yang pernah dilontarkan oleh Luhut terkait isu perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi.
Filsuf kelahiran Manado itu juga mempertanyakan pernyataan Luhut yang mengaku punya 'big data' namun tak bisa membukanya.
"Tetapi tetap tuh, Pak Luhut bilang 'Memang, saya punya data tapi saya nggak bisa buka'," katanya.
Di sisi lain, banyak masyarakat Indonesia yang menginginkan agar pemilu dipercepat sebelum 2024 karena merasa tak puas dengan kinerja Presiden Jokowi.
Akan tetapi menurut Rocky Gerung, Luhut justru menilai perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi sebagai hal yang dianggapnya masuk akal.
"Jadi Pak Luhut tetap ngotot bahwa perpanjangan itu masuk akal, yang nggak masuk akal itu adalah percepatan, begitu kan?," ujar dia.
Dia juga menyimpulkan bahwa ide perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi merupakan 'akal-akalan' pihak Istana yang dimotori oleh Luhut.
"Akal-akalan Istana kan diperpanjang, bukan ingin memperpendek, ajaib tuh cara berpikirnya Pak Luhut sebagai orang dekat presiden," tuturnya.***