Said Didu Tanggapi Isu Merger PT PPI dengan BGR Logistics: Kita Tidak Tahu Aset-asetnya Sekarang ke Mana Saja?

- 23 September 2021, 08:10 WIB
Said Didu Tanggapi Isu Merger PT PPI dengan BGR Logistics: Kita Tidak Tahu Aset-asetnya Sekarang ke Mana Saja?
Said Didu Tanggapi Isu Merger PT PPI dengan BGR Logistics: Kita Tidak Tahu Aset-asetnya Sekarang ke Mana Saja? /Said Didu/Tangkap Layar YouTube.com/MSD

KABAR BESUKI - Ekonom senior Said Didu turut menanggapi isu merger PT PPI dengan BGR Logistics yang mencuat beberapa waktu terakhir.

Said Didu berharap agar isu merger PT PPI dengan BGR Logistics hanya merupakan langkah netral dan justru dapat meningkatkan kinerja BUMN tersebut.

"Saya berharap, peleburan ini sebenarnya langkah netral saja. Tapi apakah peran mereka itu akan ditingkatkan atau akan dibiarkan begitu saja?," kata Said Didu sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube MSD pada Selasa, 21 September 2021.

Baca Juga: Refly Harun Mengungkap Alasan Posisi Menteri BUMN Selalu Diincar, Disebut Bisa Bikin Kaya Mendadak

Sebagaimana dijelaskan oleh Said Didu, PT PPI merupakan gabungan antara Kerta Niaga, Cipta Niaga, dan Panca Niaga.

Said Didu bahkan menyebut ketiga BUMN yang kini di-merger menjadi PT PPI pernah menjadi salah satu BUMN paling bergengsi di kalangan para pencari kerja pada era 1970-an.

"Dulu tahun 1970-an, orang kalau diterima di antara niaga-niaga tersebut pasti paling keren. Kenapa? Hampir seluruh gudang-gudang di pelabuhan itu adalah gudangnya Panca Niaga, Kerta Niaga, dan Cipta Niaga," ujarnya.

Baca Juga: Arief Poyuono Blak-Blakan Berharap Ahok Jadi Menteri BUMN Gantikan Erick Thohir: Mantap Kinerja Pertamina

Said Didu juga mengatakan, dalam sejarahnya Kerta Niaga, Cipta Niaga, dan Panca Niaga merupakan hasil nasionalisasi dari perusahaan yang semula dimiliki oleh Pemerintah Hindia Belanda.

Bahkan, sebagian saham perusahaan tersebut pernah dimiliki oleh VOC, yang sempat menguasai dan memonopoli perdagangan pada masa Hindia Belanda.

Perusahaan tersebut juga sempat menjadi perusahaan perdagangan terbaik kelima di dunia ketika Indonesia baru saja merdeka.

Namun pada tahun 2003, Kerta Niaga, Cipta Niaga, dan Panca Niaga di-merger menjadi Perusahaan Perdagangan Indonesia (PT PPI).

Baca Juga: Refly Harun Tanggapi Rangkap Jabatan Rektor UI Sebagai Komisaris BUMN: Harusnya Sudah Mengundurkan Diri

Said Didu kemudian mempertanyakan aset berharga PT PPI yang saat ini tidak diketahui keberadannya.

"Kita tidak tahu sekarang aset-asetnya ke mana saja?," ujar Mantan Sekretaris Kementerian BUMN itu.

Said Didu menilai, fungsi utama dari PT PPI saat ini seolah tak terlihat dan justru nyaris memudar.

Said Didu menganggap, PT PPI saat ini hanya menjadi alat atau perantara bagi pemodal besar ketika BUMN tersebut memperoleh jatah impor.

"Fungsi terbesarnya tidak kelihatan sama sekali, malah semakin mengecil. Sehingga hanya sebagai (mohon maaf aja) alat bagi yang punya modal. Maka saat dia dapat jatah impor, itu biasanya pemodal yang datang. Padahal dulu the big five dunia," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube MSD


Tags

Terkait

Terkini

x