Ketua MUI Soal Masa Lalu Arteria Dahlan Membentak Emil Salim: Tak Cukup Meminta Maaf, Perlu Diberi Sanksi

23 Januari 2022, 07:30 WIB
Ketua MUI Soal Masa Lalu Arteria Dahlan Membentak Emil Salim: Tak Cukup Meminta Maaf, Perlu Diberi Sanksi /Instagram @sahabatarteriadahlan

KABAR BESUKI – Ketua MUI menanggapi soal masa lalu politisi PDIP Arteria Dahlan yang pernah membentak Emil Salim di sebuah acara.

Politisi PDIP Arteria Dahlan belakangan ini menjadi sorotan karena pernyataannya meminta Jaksa Agung menggantikan Kajati yang berbicara bahasa Sunda dalam sebuah rapat.

Akibatnya, masyarakat Sunda menjadi tersulut emosi dan mengungkapkan kemarahan mereka kepada Arteria Dahlan.

Meski Arteria Dahlan telah memberikan klarifikasi dan permintaan maaf atas pernyataannya, hal itu ternyata tak menyurutkan emosi sebagian besar orang Sunda.

Baca Juga: Paguyupan Armada Dump Truk Lakukan Aksi Demo di Polresta Banyuwangi, Berakhir Manis Serahkan Jamu Tolak Angin

Sejumlah masyarakat di beberapa wilayah Jawa Barat tampak menggelar aksi unjuk rasa terkait kasus Arteria Dahlan.

Selain membuat marah masyarakat Sunda, masa lalu Arteria Dahlan juga diungkit kembali.

Salah satunya saat Arteria Dahlan pernah membentak profesor ekonomi, Profesor Emil Salim di acara Mata Najwa beberapa waktu lalu.

Cuplikan video yang berisi Arteria Dahlan membentak Emil Salim kembali beredar di media sosial dan menjadi viral.

Baca Juga: Mardani Ali Sera Ungkit Janji Jokowi Soal Ongkos Ibu Kota Baru Tak Bebani APBN: Ternyata di Ralat

Salah satu orang yang mengunggah video musik tersebut adalah netizen yang merupakan pengguna Twitter.

Melihat video klip di mana Arteria Dahlan membentak Emil Salim, sejumlah tokoh pun ikut berkomentar.

Salah satunya, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Cholil Nafis turut mengungkapkan komentarnya.

Cholil Nafis menanggapi dengan mengatakan bahwa tindakan Arteria adalah contoh buruk yang harus segera ditinggalkan.

Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Sri Mulyani Frustasi Gara-gara Proyek Pemindahan Ibu Kota Negara Baru, Kenapa?

“Beginian ini contoh buruk yg harus ditinggalkan. Tak cukup hanya meminta maaf tp perlu  diberi sanksi oleh partainya agar persepsi publik tak bergeser jadi anti partainya. Ini saran aja agar wakil rakyat memberi contoh baik kpd rakyat dg kesantunan dan mencintai kekayaan bahasa,” tulis Cholil Nafis.

Cholil Nafis juga menilai bahwa hal seperti itu tidak cukup apabila hanya meminta maaf.

Ketua MUI tersebut menyarankan, pihak Partai seharusnya juga memberikan sanksi kepada yang bersangkutan supaya persepsi publik tak bergeser soal Partai.***

Editor: Aliefia Rizky Nanda Herita

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler