Rocky Gerung mencontohkan aksi Presiden Jokowi yang seolah hendak mempermalukan Menteri Kesehatan di depan umum saat Presiden Jokowi tak menemukan stok obat-obatan saat meninjau sebuah apotek.
Di sisi lain, Presiden Jokowi justru membela mati-matian seorang rektor dari salah satu perguruan tinggi ternama yang hendak dijadikan komisaris sebuah bank BUMN.
"Jadi bayangkan, Menteri Kesehatan yang adalah anggota kabinetnya itu dipermalukan di publik, sementara Rektor UI yang udah bikin kesalahan moral luar biasa justru dibela oleh presiden," katanya.
Rocky Gerung mengibaratkan kinerja Presiden Jokowi layaknya seorang sopir bus antar kota yang mengemudikan kendaraan tersebut dengan 'ugal-ugalan'.
Dia mengibaratkan, kapasitas Presiden Jokowi untuk memimpin negara layaknya seorang sopir bus antar kota yang kapasitasnya hanya sebatas sopir angkot, yang mengisyaratkan bahwa kapasitas Presiden Jokowi dalam memimpin sebuah pemerintahan hanyalah selevel walikota.
"Bayangkan misalnya ada bus antar kota ugal-ugalan dari Lampung ke Palembang, lalu orang udah teriak-teriak 'Udah ganti sopirnya'. Terus kernetnya bilang 'Jangan, ini memang tujuannya ke Palembang', iya tapi janjinya gak ugal-ugalan. Ugal-ugalannya kenapa? Karena sopir ini dulu dipilih untuk nyopir di tengah kota yang nggak ada jalan nanjak dan licin," ujar dia.
Rocky Gerung menyimpulkan bahwa Presiden Jokowi sangat tidak bermoral sebagai seorang Presiden RI karena menurutnya dia hanya memiliki kemampuan selevel walikota, dan menganalogikannya seperti seorang sopir angkot yang disuruh menjadi sopir bus antar kota.
"Jadi kalau dibilang soal moral, ya memang sangatlah tidak bermoral membiarkan sopir angkot itu disuruh nyopir antar kota yang berkelok-kelok dan membiarkan ugal-ugalan," tuturnya.***