Dia menyebut, kekuasaan di era rezim Jokowi didominasi oleh sebuah kelompok yang mengeruk keuntungan hanya untuk kepentingan mereka sendiri.
"Ada sisi yang lain jarang dilihat, di mana kekuasaan ini didominasi oleh sebuah entitas kelompok yang dia mengeruk keuntungan demi kepentingan diri dan kelompoknya," ujarnya.
Ubedilah Badrun mengatakan, represi kekuasaan yang ditampakkan begitu kuat terhadap kelompok pejuang rakyat kecil bisa memicu sebuah aksi besar.
Dirinya mengaku tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi ke depan ketika korupsi dan pelanggaran HAM semakin merajalela.
"Ketika represi kekuasaan ditampakkan begitu kuat terhadap para pembela rakyat kecil dan ketika korupsi semakin merajalela, ketika pelanggaran HAM semakin menumpuk, saya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi," ucapnya.
Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Kekuasaan Rezim Presiden Jokowi Harus Diakhiri untuk Menyelamatkan KPK
Ubedilah Badrun juga memperingatkan adanya sebuah potensi perlawanan yang lebih besar jika rezim Jokowi terus melakukan langkah-langkah koruptif dan melanggar HAM.
Bahkan, dia juga menyebut potensi perlawanan akibat hal tersebut bisa jauh lebih besar dibandingkan pada tahun 1998 tepat menjelang akhir masa pemerintahan Orde Baru.
"Ketika rezim ini terus melakukan langkah-langkah yang koruptif, langkah-langkah yang justru merugikan hak asasi manusia, potensi perlawanan itu bisa lebih besar dari 1998," tuturnya.***