“Boleh,” jawab Akbar Faizal dengan ekspresi wajah yang serius.
“Karena milik saya kan,” kata Gatot Nurmantyo dan melancarkan aksi membanting HP tersebut.
Tak lama kemudian, Gatot Nurmantyo dan Akbar Faizal kembali melebur setelah menyebut bahwa itu adalah hanya sebagai contoh saja.
Tak lama kemudian, Akbar Faizal langsung tersadar dan tertawa serta mengaku sedang berusaha mencerna makna yang disampaikan Gatot Nurmantyo.
Selanjutnya Gatot Nurmantyo menjelaskan maksud dari tindakannya, bahwa inilah yang terjadi, karena ia percaya bahwa rakyat adalah milik presiden.
“Berarti rakyat juga milik polisi, rakyat juga milik kehakiman, rakyat juga milik tentara, kapan pun dibuang, mau disakiti mau dibunuh itu rakyat,” kata Gatot Nurmantyo.***