“Padahal itu isu yang sebetulnya udah hilang,” ujar Rocky Gerung.
Mantan dosen Filsafat Universitas Indonesia itu menduga bahwa ada bagian dari Istana yang memang tidak menghendaki kehidupan bernegara yang berbasis Islam.
Rocky Gerung juga menilai bahwa Islam seringkali menjadi isu yang sering digunakan untuk menutupi isu lain yang lebih penting untuk diusut, seperti halnya korupsi atau bisnis PCR.
“Jadi pemerintah bener-bener Cuma main di dua bidang itu aja, dia menutupi korupsi atau dia berusaha menutupi isu PCR ini, disodorkan isu baru soal radikalisme, dan korbannya pasti adalah mereka yang dianggap senafas dengan Habib Rizieq,” jelasnya.
Lebih lanjut, Rocky Gerung juga menganggap bahwa isu radikal ini sengaja dimunculkan kembali untuk mengelabui opini publik bahwa radikalisme adalah isu yang sangat membahayakan negara.
Baca Juga: 3 Penyakit Mematikan Kebiasaan Sering Menguap Berlebihan, Jangan Disepelekan!
Padahal menurut Rocky Gerung, yang membahayakan negara bukanlah radikalisme, melainkan utang dan deforestasi.
Penangkapan para ulama oleh Densus 88 ini bahkan dianggapnya sebagai ketidakmampuan pemerintah menghasilkan kemakmuran dengan melakukan operasi anti fundamentalisme.***